403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID a0R4AcGFmg6-u4VLezqvqCPoEpOEwdcS3Oq7GL7o3Lw4VJuoc8_vHw==
Disinikami telah mengumpulkan berbagai macam kata kata bersyukur yang tentunya menarik untuk disimak. Berikut kami sajikan 19+ kata syukur berasal dari bahasa arab yang artinya. Cahaya Inspirasi Arti kata SYUKUR . Sumber Gambar : cerminrefleksi.blogspot.com
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Tc96CITl9THLuN55bRyNowJOLwnOzsIsDB0qZ4DI9pIxt218alIFYQ==
Senadadengan Ahmad ibn Faris, pakar bahasa Arab, Syekh ar-Raghib al-Ashfahani dalam Mufradat-nya berpendapat bahwa kata syukr juga berarti sebagai upaya untuk mau menampakkan nikmat-nikmat Tuhan ke permukaan (lihat pengujung surah adh-Dhuha).
Muslimahdaily - Bersyukur, kata ini merupakan kata paling ampuh di saat kita sedang dilanda masalah dan kesempitan. Syukur, secara harfiah berasal dari kata dalam Bahasa Arab, Syakara, yang artinya adalah berterimakasih. Bersyukur, dalam Bahasa Indonesia, lebih banyak diartikan sebagai rasa terima kasih secara vertikal, yakni antara manusia dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sering kita mendengar kewajiban untuk selalu bersyukur dalam segala kondisi, baik susah maupun senang. Sebenarnya, mengapa kita harus bersyukur? Berikut ini alasan mengapa kita harus banyak-banyak bersyukur demi hidup yang bahagia. 1. Nikmat Allah yang Tak Terhingga Mengapa seluruh manusia diharuskan untuk selalu bersyukur? Alasan yang paling utama adalah karena nikmat Allah yang diberikan tak pernah bisa terhitung jumlahnya dan tak pernah putus masanya. Nikmat yang diberikan Allah bukan hanya dalam bentuk materi seperti uang dan kekayaan yang melimpah. Nikmat hidup, memiliki tubuh yang sempurna, sehat fisik dan mental adalah nikmat yang tak bisa kita elak. Coba bayangkan, ketika kita dilanda sakit, bagaimana rasanya? Kita akan merasa lemah dan sulit beraktivitas, karena itulah sehat begitu indahnya, ayat Al-Quran pada surat Ar-Rahman yang artinya, “Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?” Karena sesungguhnya, nikmat Allah benar-benar tak terhingga. 2. Ada Kelapangan di Balik Rasa Syukur Pernah merasa sangat sedih? Putus asa karena banyak hal yang kamu impikan tidak berjalan dengan lancar. Saat terpuruk seperti ini, bersyukur adalah cara yang paling dianjurkan Islam. Seperti kekuatan senyum saat kita terluka, bersyukur membuat hati kita lebih lapang dan lebih kuat menjalani hari-hari selanjutnya. Coba selalu mengucap Alhamdulillah untuk mensyukuri apa pun yang masih kamu miliki. Lihat masalah dengan kacamata yang positif untuk bisa mendapatkan apa yang bisa kamu syukuri. Resapi dan renungkan, kamu akan merasa ada kelegaan tersendiri bahkan ketika kamu sedang merasa sedih. 3. Janji Allah Tentang Orang-orang Bersyukur Dengan bersyukur Allah akan senantiasa menambahkan nikmat yang diberikan, namun bila kita mengingkari nikmat yang Allah berikan maka sesungguhnya azab Allah sangat pedih. “Sesungguhnya barang siapa yang bersyukur, maka akan Kutambah nikmatmu, dan barang siapa yang mengingkarinya, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” Ibrahim 7 Salah satu cara untuk bersyukur adalah dengan sedekah atau berbagi apa yang sudah kita miliki dengan orang lain yang membutuhkan, seperti bersedekah harta maupun ilmu. Karena sesungguhnya, berbagi tidak akan membuat seseorang kekurangan. Sebaliknya, dengan berbagi, segala nikmat justru akan ditambahkan Allah. 4. Terhindar dari Keserakahan Alasan lain mengapa kita harus bersyukur adalah karena manusia tak akan pernah berhenti untuk berharap dan bermimpi. Karena itu, untuk menjaga agar kita tidak menjadi orang yang serakah, syukur akan membuat kita lebih menjaga, menyayangi, dan mencintai apa yang sudah kita miliki. Misalnya, ketika orang-orang di sekeliling kita berlomba menjadi yang terkini dengan selalu gonta-ganti gadget terbaru, sedangkan kita belum memiliki rezeki untuk ikut-ikutan, apa yang harus kita lakukan? Dari pada bingung mencari cara agar bisa melakukan hal yang sama yang bahkan bisa menimbulkan rasa iri dengki, bukankah lebih baik kita mensyukuri apa yang sudah kita miliki? Menjaga apa yang ada karena masih bisa memenuhi kebutuhan telekomunikasi kita saat ini. 5. Bersyukur Membuat Hidup Bahagia Kunci hidup bahagia salah satunya adalah dengan bersyukur. Mensyukuri apa yang sudah diberikan Allah akan membuat hidup kita terhindar dari rasa iri, riya, dan sifat-sifat buruk lainnya. Kita tidak perlu pusing dengan persaingan kekayaan orang lain, karena kita selalu bisa bersyukur. Kita juga tidak perlu dirundung keputusasaan jika banyak hal yang tidak berjalan sesuai harapan, karena bersyukur membuat kita lapang. Dengan begitu, hidup akan lebih tenang dan juga bahagia. Nah, itu semua alasan mengapa kita harus selalu bersyukur. Semua orang punya rezeki masing-masing, juga masalah masing-masing. Karena itu, tidak perlu menjadikan orang lain sebagai tolak ukur kebahagiaan kita, karena sesungguhnya, kebahagiaan juga hasil dari kepandaian kita dalam bersyukur.
Kata" syukur " adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: (1) rasa terima kasih kepada Allah, dan (2) untunglah (menyatakan lega, senang, dan sebagainya).
Jakarta Syukur artinya ungkapan rasa terima kasih dan kebahagiaan, yang dirasakan oleh seseorang karena mendapatkan atau memperoleh sesuatu yang dianggap baik. Istilah syukur berasal dari bahasa Arab "syukur" yang artinya mengakui kebaikan dan berterima kasih. Dalam Islam, syukur adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim, karena setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT harus diakui dan disyukuri. Dalam Kristen, syukur juga menjadi bagian dari doa dan ibadah yang dilakukan oleh umat Kristiani. 8 Doa Syukur Atas Nikmat Allah SWT yang dapat Dilafalkan Umat Islam Tata Cara Sujud Syukur, Ini Bacaan dan Manfaatnya Arti Alhamdulillah Ala Kulli Hal dan Penggunaannya Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Syukur artinya ungkapan yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Ketika seseorang bersyukur, ia akan merasa lebih bahagia dan damai. Hal ini karena syukur membuat seseorang memandang hidupnya dari sudut pandang positif dan optimis. Bahkan penelitian juga menunjukkan bahwa bersyukur dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik seseorang. Selain itu, syukur juga dapat membuat seseorang lebih bersemangat dalam menjalani hidupnya. Ketika seseorang merasa bersyukur atas apa yang telah ia dapatkan, ia akan lebih termotivasi untuk terus berusaha dan berbuat lebih baik lagi. Dalam melakukan syukur, seseorang dapat melakukan berbagai cara seperti berdoa, beribadah, memberikan sedekah atau berbagi dengan orang lain. Syukur artinya ungkapan rasa terima kasih ini, bisa membuat seseorang merasa lebih bahagia, damai, bersemangat, dan rendah hati. Berikut ini arti syukur yang rangkum dari berbagai sumber, Jumat 31/3/2023. Bagikan Momen Bahagia Bersama Anak, Begini Cara Rey Mbayang dan Dinda Hauw BersyukurArti Kata Bersyukur Menurut Al-QuranIlustrasi berdoa, bersyukur. Photo on RawpixelBersyukur merupakan ajaran penting dalam agama Islam, yang sering disebutkan dalam Al-Quran. Allah SWT menekankan pentingnya bersyukur dalam Al-Quran, dan mengajarkan agar kita selalu bersyukur dalam setiap kondisi, baik dalam situasi baik maupun buruk. Syukur artinya ungkapan rasa terima kasih yang menurut Al-Quran adalah mengakui, menghargai, dan menyatakan rasa terima kasih kita kepada Allah, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kita. Allah SWT adalah sumber segala kebaikan dan segala nikmat, dan Dia memberikan karunia-Nya kepada kita tanpa kita memintanya. Allah SWT juga menegaskan bahwa bersyukur merupakan bagian dari ibadah kita kepada-Nya. Dalam Surat Luqman ayat 12-13, Allah berfirman, "Dan sesungguhnya Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu 'Bersyukurlah kepada Allah. Barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji'." Cara-cara untuk bersyukur kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain dengan Mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita, di mana selalu menghargai nikmat Allah dengan selalu menyebut nama-Nya, dengan menyatakan rasa terima kasih kita kepada-Nya. Mengakui bahwa segala kebaikan yang kita dapatkan berasal dari Allah SWT, dan bukan dari usaha kita sendiri. Allah SWT memberikan karunia-Nya kepada kita tanpa kita memintanya, dan kita harus selalu menyadari bahwa kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa izin dan pertolongan-Nya. Kita dapat melakukan amal shalih dengan menolong orang lain, berbuat baik kepada orang yang membutuhkan, dan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Kita harus menghindari keluhan dan kecemburuan, serta selalu mengucapkan kalimat-kalimat dzikir dan doa yang mengandung rasa syukur kepada Allah SWT. Allah SWT juga menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang senantiasa bersyukur kepada-Nya. Dalam Surat Ibrahim ayat 7, Allah berfirman, "Dan ingatlah, Tuhanmu telah memaklumkan 'Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'."Arti Kata Bersyukur Menurut AlkitabDalam Alkitab, kata "bersyukur" muncul lebih dari 100 kali dan menunjukkan pentingnya bersyukur dalam kehidupan seorang Kristen. Bersyukur diartikan sebagai sikap mengakui, dan menghargai kebaikan yang diberikan Tuhan, serta mengekspresikan rasa terima kasih kita kepada-Nya. Sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk bersyukur dalam segala situasi dan kondisi. Misalnya, ketika kita merasa senang atau sedih, sehat atau sakit, miskin atau kaya, kita tetap diingatkan untuk bersyukur kepada Tuhan. Dalam 1 Tesalonika 518, Paulus menuliskan, "Bersyukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Bersyukur juga dapat diartikan sebagai bagian dari ibadah kita kepada Tuhan. Dalam Mazmur 1004 tertulis, "Masuklah ke dalam gerbang-Nya dengan syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, puji dan sembah Dia." Selain itu, bersyukur juga berkaitan dengan mempercayai rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita mungkin tidak selalu mengerti mengapa kita harus mengalami penderitaan atau kesulitan dalam hidup, namun kita percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang baik untuk kita. Dalam Yeremia 2911, Tuhan berfirman, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Bersyukur juga dapat dilakukan melalui tindakan nyata, bukan hanya sekadar ucapan. Kita dapat mengekspresikan rasa syukur kita dengan memberikan bantuan kepada sesama yang membutuhkan atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk membantu orang lain. Dalam 2 Korintus 911 tertulis, "Kamu akan diperkaya di dalam segala hal untuk memberi dengan murah hati, yang akan menimbulkan ucapan syukur kepada Allah oleh perantaraan kita." Dalam kesimpulannya, syukur artinya menurut Alkitab adalah mengakui dan menghargai kebaikan dan kasih sayang Tuhan, mempercayai rencana dan kehendak-Nya dalam hidup kita, serta menerima cobaan dan ujian yang diberikan-Nya sebagai bagian dari proses pembentukan karakter kita. Bersyukur juga dapat dilakukan melalui tindakan nyata, bukan hanya sekadar ucapan. Sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk bersyukur dalam segala situasi dan kondisi, sebagai bagian dari ibadah kita kepada dan Cara BersyukurIlustrasi berdoa, bersyukur. Photo by Naassom Azevedo on UnsplashBersyukur merupakan sebuah sikap dan perbuatan yang penting untuk dipelajari dan diamalkan oleh setiap orang dalam kehidupannya. Syukur artinya merasa senang dan berterima kasih atas nikmat atau kebaikan yang telah diterima. Dalam konteks agama, bersyukur juga merupakan bentuk ketaatan kepada Tuhan, karena seseorang yang bersyukur dianggap telah mengakui nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan dan berusaha memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa bentuk dan cara untuk bersyukur yang dapat dilakukan oleh setiap orang, antara lain 1. Berdoa Salah satu cara untuk bersyukur adalah dengan berdoa dan memohon kepada Tuhan, atas nikmat dan karunia yang telah diberikan. Dalam berdoa, seseorang bisa mengucapkan rasa syukurnya kepada Tuhan dan memohon perlindungan serta rahmat agar dapat terus merasakan nikmat yang telah diberikan. Berdoa juga dapat membantu seseorang untuk merenungkan kebesaran Tuhan dan menguatkan iman. 2. Membaca dzikir Dzikir adalah sebuah kata atau kalimat yang dipanjatkan kepada Tuhan. Membaca dzikir adalah salah satu bentuk ibadah, yang dapat dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan. Beberapa dzikir yang dapat dilakukan adalah dzikir pagi dan petang, dzikir sebelum tidur, dan dzikir ketika menghadapi kesulitan. Dalam membaca dzikir, seseorang juga dapat mengingat kembali nikmat-nikmat yang telah diterima dari Tuhan dan memperkuat hubungannya dengan-Nya. 3. Mengucapkan terima kasih Mengucapkan terima kasih kepada orang lain yang telah membantu, atau memberikan suatu hal kepada kita juga merupakan sebuah bentuk syukur. Dengan mengucapkan terima kasih, kita dapat menunjukkan rasa penghargaan dan rasa syukur kita kepada orang lain. Selain itu, dengan mengucapkan terima kasih, kita juga dapat memperkuat hubungan sosial dengan orang lain, dan meningkatkan kualitas hidup bersama. 4. Memberikan sedekah Memberikan sedekah atau bersedekah kepada orang yang membutuhkan juga merupakan bentuk syukur. Dengan memberikan sedekah, kita dapat menunjukkan rasa syukur kita kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan dan juga memberikan manfaat bagi orang yang membutuhkan. Sedekah juga dapat membantu seseorang untuk merasa lebih bersyukur atas kehidupannya, karena ia menyadari bahwa masih banyak orang yang membutuhkan bantuan. 5. Membantu orang lain Membantu orang lain yang membutuhkan juga merupakan salah satu bentuk syukur. Dengan membantu orang lain, kita dapat menunjukkan rasa syukur kita kepada Tuhan, dan juga menunjukkan kepedulian kita kepada sesama manusia. Membantu orang lain juga dapat memberikan manfaat bagi orang yang membutuhkan, dan dapat memperkuat hubungan sosial dengan orang kesehatan Menjaga kesehatan tubuh dan pikiran juga merupakan bentuk syukur yang penting.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Shakuramempunyai arti: Yang bersyukur, dan berasal dari bahasa Islami. Nama Shakura adalah rekomendasi terbaik untuk para orang tua beragama muslim karena bermakna baik dan indah, sesuai dengan syariat menurut Al-Qur'an. Selain unik, nama Shakura juga terdengar sangat keren dan modern.
Bismillah, Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah ta’ala atas segala nikmat yang Ia berikan, kemudian semoga shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya. Pada pelajaran akhlak kali ini kita akan mempelajari bersama tentang apa itu syukur, mulai dari pengertian syukur baik secara bahasa maupun istilah, bagaimana cara bersyukur kepada Allah dan cara bersyukur kepada manusia, dalil-dalil tentang syukur, dan keutamaan bersyukur. A. Pengertian Syukur Menurut Bahasa dan Istilah Pengertian syukur menurut bahasa berarti mengakui kebaikan dan menyiarkannya. Syukur berasal dari bahasa Arab. Dikatakan dalam bahasa Arab شَكَرَ، يَشْكُرُ، شُكْرًا، وَشُكُوْرًا، وَشُكْرَانًا Sedangkan pengertian syukur menurut istilah adalah berusaha dalam mendermakan ketaatan, bersamaan dengan menjauhi maksiat baik dalam keadaan menyendiri maupun terang-terangan. Ada juga yang mengatakan bahwa syukur adalah ”Mengakui adanya kekurangan dalam berterimakasih pada yang memberi nikmat.” Al-Faraa’ mengatakan “Syukur adalah mengakui kebaikan dan menceritakan kebaikan tersebut.” Maka dapat dikatakan bahwa “Syukur adalah menampakkan jejak nikmat yang Allah berikan kepada hamba dengan mengimaninya dalam hati, memuji dan menyanjung dengan lisan, serta menjalankan ibadah dan ketaatan dengan anggota badan.” B. Bagaimana Cara Bersyukur? Bagaimana Cara Bersyukur Kepada Allah? Sebagaimana pengertian bersyukur yang telah kita baca di atas, bersyukur kepada Allah tidak akan terlepas dari tiga hal, yaitu 1. Bersyukur dengan hati 2. Bersyukur dengan lisan 3. Bersyukur dengan anggota badan Pertama, bersyukur dengan hati. Bersyukur dengan hati adalah mengetahui bahwa Allah lah yang telah memberi segala nikmat kepada kita. Pada hakikatnya segala nikmat yang kita peroleh bersumber dari Allah. Allah ta’ala berfirman يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling dari ketauhidan? [QS. Fathir ayat 3] Kedua, bersyukur dengan lisan. Lisan adalah cerminan atas apa yang terdapat di dalam hati manusia. Apabila hati dipenuhi dengan rasa syukur kepada Allah maka lisan akan tergerak untuk memuji serta menyanjung-Nya. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sebagai teladan terbaik mencontohkan bagaimana beliau selalu memuji Allah dalam setiap keadaan. كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا. وَإِذَا قَامَ قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam ketika menuju tempat tidurnya maka mengucapkan “Dengan nama-Mu aku mati dan hidup”, dan ketika terbangun maka beliau mengucapkan “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali.” [HR. Bukhari no. 6312] كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا، وَسَقَانَا، وَكَفَانَا، وَآوَانَا فَكَمْ مِمَّنْ لَا كَافِيَ لَهُ، وَلَا مُؤْوِيَ Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam ketika berbaring di tempat tidur beliau mengucapkan “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami, serta memberi kecukupan kepada kami, dan memberi tempat berlindung kepada kami, karena betapa banyak orang yang tidak mendapatkan kecukupan dan tempat berlindung.” [HR. Muslim no. 2715] كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ طَعَامِهِ، وَقَالَ مَرَّةً إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي كَفَانَا وَأَرْوَانَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مَكْفُورٍ. وَقَالَ مَرَّةً الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّنَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى رَبَّنَا Dahulu, tatkala Nabi selesai dari makan, sekali waktu beliau membaca “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kecukupan kepada kami dan menghilangkan rasa haus kepada kami, bukan nikmat yang tidak dianggap atau diingkari.” Sekali waktu membaca “Segala puji bagi Allah Rabb kami, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan Tuhan kami.” [HR. Bukhari no. 5459] كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَتَهَجَّدُ قَالَ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ. قَالَ سُفْيَانُ وَزَادَ عَبْدُ الْكَرِيمِ أَبُو أُمَيَّةَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tatkala berdiri di malam hari untuk shalat tahajjud beliau mengucapkan “Ya Allah, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah penegak langit dan bumi serta apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, milik-Mu lah kerajaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah penguasa langit dan bumi, milik-Mu lah segala puji, Engkaulah yang benar dan janjimu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, perkataan-Mu benar, surga-Mu itu benar ada, neraka itu benar ada, para nabi itu benar, Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam itu benar, dan kiamat itu benar ada. Ya Allah hanya kepada-Mu lah aku berserah diri, hanya kepada-Mu lah aku beriman, hanya kepada-Mu lah aku bertawakkal, hanya kepada-Mu lah aku kembali, hanya dengan-Mu lah aku menghadapi musuh, dan hanya kepada-Mu lah aku berhukum. Maka ampunilah aku atas segala dosa yang telah aku lakukan dan yang mungkin akan aku lakukan, dosa yang aku lakukan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Engkaulah yang Maha terdahulu dan Engkaulah yang Maha terakhir. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau dan tiada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” [HR. Bukhari no. 1120] Ketiga, bersyukur dengan anggota badan. Bersyukur dengan anggota badan adalah melaksanakan amal shalih. Beramal shalih merupakan konsekuensi dari syukur terhadap nikmat yang diberikan. Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat tidaklah sempurna kecuali dengan memenuhi lima perkara Pertama, mematuhi dan tunduk atas segala perintah-Nya Kedua, mencintai Allah subhanahu wata’ala. Ketiga, mengakui nikmat yang Ia berikan dan mengikrarkannya. Keempat, memuji dan menyanjung Allah subhanahu wata'ala. Kelima, tidak menggunakan nikmat yang Allah 'azza wajalla berikan dengan perkara yang Allah benci, bahkan hendaknya ia gunakan nikmat itu dengan apa yang Allah ridhai. Muhammad bin Ka’ab mengatakan “Syukur adalah bertakwa kepada Allah dan mengamalkan ketaatan pada-Nya.” [Tafsir Ath-Thabari 10/354] Ibnu Al-Qayyim mengatakan “Pada dasarnya syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh Allah dengan cara tunduk pada-Nya, merendahkan diri, dan mencintai-Nya.” Makna Syukur Makna syukur terkumpul dalam tiga perkara, berikut ini ketiga makna syukur tersebut Pertama, adalah mengenal nikmat. Mengenal nikmat adalah mengingat-ingat tentang nikmat yang telah kita terima. Dengan mengingat nikmat yang telah diberikan inilah maka kita akan ingat terhadap siapa yang memberi nikmat tersebut. Kedua, adalah menerima nikmat. Setelah kita ingat akan nikmat yang Allah berikan maka kita terima nikmat tersebut dengan hati yang ridha. Jangan sampai kita menyangka bahwa nikmat yang Allah berikan sangatlah sedikit. Ketiga, adalah menyanjung yang memberi nikmat. Secara umum, yang dimaksud dengan menyanjung pemberi nikmat adalah dengan menyebutnya sebagai yang dermawan, mulia, baik, banyak memberi, dan lain sebagainya. Adapun secara khusus adalah dengan tahadduts bin-ni’mah atau menceritakan nikmat yang telah kita terima. Allah ta’ala berfirman وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. [QS. Adh-Dhuha ayat 11] Tahadduts Bin-Ni’mah Tahadduts bin-ni’mah ini ada dua maksud, yang pertama adalah menggunakan nikmat tersebut untuk ketaatan kepada Allah, sedangkan yang kedua adalah menyebut-nyebut serta menghitung-hitung nikmat yang Allah berikan. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda مَنْ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِ نِعْمَةً، فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلَى خَلْقِهِ Barang siapa yang Allah berikan nikmat, maka sesungguhnya Allah cinta bila jejak nikmatnya ditampakkan atas makhluk-Nya. [HR. Ahmad no 19934] مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ، وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ، لَمْ يَشْكُرِ اللهَ. التَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ، وَتَرْكُهَا كُفْرٌ، وَالْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ Barang siapa yang tidak bersyukur pada hal yang sedikit, maka ia belum bersyukur pada hal yang banyak. Barang siapa yang belum bersyukur kepada manusia, maka ia belum bersyukur kepada Allah. Menceritakan nikmat Allah adalah syukur, dan meninggalkannya adalah kufur. Jama’ah itu rahmat dan perpecahan itu azab. [HR. Ahmad no 18449] كُلُوا، وَاشْرَبُوا، وَتَصَدَّقُوا، وَالْبَسُوا، فِي غَيْرِ مَخِيلَةٍ وَلَا سَرَفٍ، إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى عَبْدِهِ Makanlah dan minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah, dengan tidak sombong ataupun melewati batas. Sesungguhnya Allah senang bila nikmatnya diperlihatkan atas hamba-Nya. [HR. Ahmad no 6708] Tahadduts bin-ni’mah atau menceritakan nikmat ini terbagi menjadi tiga tingkatan Pertama, adalah bersyukur terhadap nikmat dan menyanjungnya. Kedua, adalah mengingkari nikmat dan menyembunyikannya. Ketiga, adalah menunjukkan bahwa ia telah diberi nikmat padahal ia tidak diberi nikmat tersebut. Tahadduts bin-ni’mah bukan berarti membeli pakaian yang mahal, mobil yang mewah, ataupun makanan yang terbaik. Tahadduts bin-ni’mah adalah apabila kita diberikan rezeki oleh Allah maka kita tampakkan rezeki tersebut sesuai dengan keluasan rezeki yang Allah berikan. Dari Abu Ahwadh, dari bapaknya ia menuturkan أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا قَشِفُ الْهَيْئَةِ، فَقَالَ هَلْ لَكَ مَالٌ؟ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ مِنْ أَيِّ الْمَالِ؟ قَالَ قُلْتُ مِنْ كُلِّ الْمَالِ مِنَ الْإِبِلِ وَالرَّقِيقِ وَالْخَيْلِ وَالْغَنَمِ، فَقَالَ إِذَا آتَاكَ اللهُ مَالًا فَلْيُرَ عَلَيْكَ Aku mendatangi Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dalam keadaan amburadul, maka beliaupun bersabda “Apakah engkau mempunyai harta?” Aku menjawab “Ya”. Beliau bersabda “Dari mana saja harta itu?” Aku Menjawab “Harta itu aku dapatkan dari unta, dari gandum, dari kuda, dan dari kambing.” Maka beliaupun bersabda “Apabila Allah memberimu harta, maka perlihatkanlah atas dirimu.” [HR. Ahmad no 15929] Namun, bila Allah memberi kita rezeki yang hanya cukup untuk diri dan keluarga kita dan tidak diberi banyak keluasan maka kita cukupkan dengan menampakkan apa adanya dan tidak perlu membebani diri dengan hal yang tidak kita mampu. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersbada الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ Menampakkan kepuasan atas sesuatu yang sebenarnya tidak diberikan kepadanya sama halnya memakai dua pakaian kedustaan. [HR. Muslim no 2130] Kapankah Kita Menyembunyikan Nikmat? Menceritakan nikmat diperintahkan oleh Allah dikalangan orang-orang shalih. Namun, apabila kita berada di kalangan orang-orang yang denki, iri, dan hasad maka hendaknya kita sembunyikan nikmat tersebut dan hal tersebut tidaklah termasuk kufur nikmat. Bagaimana Cara Bersyukur Kepada Manusia? Di dalam Islam kita juga diperintahkan untuk bersyukur kepada manusia atas kebaikan mereka kepada kita, khususnya bersyukur kepada kedua orang tua. Allah subhanahu wata'ala berfirman أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu [QS. Luqman ayat 14] Para ulama mengatakan bahwa manusia yang paling berhak untuk disyukuri setelah Allah subhanahu wata'ala adalah kedua orang tua. Bersyukur kepada manusia diperintahkan oleh Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam ketika mereka telah berbuat baik kepada kita. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda مَنْ أُعْطِيَ عَطَاءً فَوَجَدَ فَلْيَجْزِ بِهِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُثْنِ بِهِ، فَمَنْ أَثْنَى بِهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَمَنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ Barang siapa diberi suatu pemberian, apabila ia mempunyai sesuatu, maka balaslah. Apabila ia tidak mempunyai sesuatu maka pujilah. Barang siapa yang memuji maka sungguh ia telah bersyukur, dan barang siapa yang menyembunyikan maka sungguh ia telah kufur. [HR. Abu Dawud no. 4813] Bersyukur kepada manusia adalah tanda kita bersyukur kepada Allah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersbada لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia. [HR. Abu Dawud no. 4811] Bersyukur kepada manusia berbeda dengan bersyukur kepada Allah 'azza wajalla. Bersyukur kepada Allah mengharuskan ketundukan, merendahkan diri, dan ibadah. Sedangkan bersyukur kepada manusia hanya sekedar membalas kebaikan mereka dan mendoakan kebaikan kepada mereka. Bersyukur kepada manusia tidak boleh disertai dengan rasa tunduk, merendahkan diri, dan ibadah. Allah subhanahu wata'ala adalah yang paling berhak untuk kita syukuri secara mutlak. Sedangkan bersyukur kepada manusia hanyalah cukup dengan membalas kebaikan mereka semampu kita. Maka, apabila kita telah berbuat baik kepada orang lain maka tidak selayaknya kita berharap agar mereka bersyukur kepada kita. Bahkan yang kita harapkan adalah balasan dan pahala dari Allah 'azza wajalla. Allah ta’ala berfirman إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih. [QS. Al-Insan ayat 9] C. Hukum Syukur dan Dalil-dalil Tentang Syukur Syukur adalah salah satu kewajiban diantara kewajiban-kewajiban yang ada bagi setiap muslim. Berikut ini dalil-dalil tentang syukur yang menunjukkan wajibnya bersyukur Perintah Untuk Bersyukur فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku. [QS. Al-Baqarah ayat 152] أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu [QS. Luqman ayat 14] لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً، تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ Hendaknya kalian menjadi pemilik hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berzikir, istri yang beriman yang menolong kalian dalam urusan akhirat. [HR. Ibnu Majah no. 1856] Tercelanya Meninggalkan Syukur لِيَأْكُلُوا مِن ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? [QS. Yasin ayat 35] Perintah Allah Kepada Nabi untuk Bersyukur قَالَ يَا مُوسَىٰ إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالَاتِي وَبِكَلَامِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَ Allah berfirman "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih melebihkan kamu dan manusia yang lain di masamu untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". [QS. Al-A’raaf ayat 144] Kaitan Syukur dengan Ibadah يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.[QS. Al-Baqarah ayat 172] Syukur Adalah Tujuan Dari Penciptaan Manusia dan Tujuan Perintah وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. [QS. An-Nahl ayat 78] وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah ketika itu orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. [QS. Ali Imran ayat 123] Manusia Terbagi Menjadi Dua Yaitu Orang Yang Bersyukur dan Orang Yang Kufur إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. [QS. Al-Insan ayat 3] وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَن يَنقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَن يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang murtad? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. [QS. Ali Imran ayat 144] إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan imanmu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dadamu. [QS. Az-Zumar ayat 7] D. Keutamaan Bersyukur Diselamatkan dari Azab Allah مَّا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. [QS. An-Nisa’ ayat 147] Mendapatkan Ridha Allah إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا Sesungguhnya Allah ridha kepada hamba-Nya apabila ia memakan makanan maka ia memuji-Nya atas nikmat makanan tersebut, atau apabila ia meminum minuman maka ia memuji-Nya atas nikmat minuman tersebut. [HR. Muslim no. 2734] Mendapatkan Anugrah dan Hidayah Allah وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لِّيَقُولُوا أَهَٰؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّن بَيْنِنَا ۗ أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka orang-orang kaya dengan sebahagian mereka orang-orang miskin, supaya orang-orang yang kaya itu berkata "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" Allah berfirman "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur kepada-Nya?" [QS. Al-An’am ayat 53] Ibnu Jarir mengatakan Allah ta’ala mengatakan bahwa Aku lebih tahu siapakah diantara makhluk-Ku yang mensyukuri nikmatku dan siapakah yang kufur terhadapnya. Maka aku anugrahkan mereka dengan hidayah sebagai balasan atas kesyukuran mereka kepada-Ku atas nikmat-Ku, dan aku hinakan mereka dengan menjauhkan mereka dari jalan yang lurus akibat kekufuran mereka terhadap-Ku. Ditambahnya Nikmat oleh Allah وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [QS. Ibrahim ayat 7] Orang Bersyukur Pasti Dibalas Oleh Allah Allah subhanahu wata’ala selalu menghubungkan balasan-balasan atas kebaikan dengan syarat jika Ia berkehendak. Artinya jika ia tidak berkehendak maka Allah tidak akan membalasnya. Contoh dalam hal mengabulkan doa secara langsung, Allah ta’ala berfirman بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِن شَاءَ وَتَنسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ Tidak, tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan dengan Allah. [QS. Al-An’am ayat 41] Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah mengabulkan do’a hamba-Nya hanya jika Ia berkehendak. Demikian pula dalam masalah ampunan, rezeki, dan taubat. Allah ta’ala berfirman يَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki [QS. Ali Imran ayat 129] وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. [QS. Al-Baqarah ayat 212] وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya [QS. At-Taubah ayat 15] Berbeda dengan syukur yang secara mutlak pasti dibalas, sebagaimana firman Allah ta’ala وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur [QS. Ali Imran ayat 144] وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. [QS. Ali Imran ayat 145] Allah tidaklah mengatakan “Dia akan membalas orang-orang yang bersyukur jika Ia berkehendak.” - - - - - - - - - - Demikianlah pembahasan materi akhlak tentang pengertian syukur menurut bahasa dan istilah, serta pembahasan bagaimana cara bersyukur kepada Allah 'azza wajalla dan manusia, serta hukum syukur dan keutamaan bersyukur. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang senantiasa bersyukur dan dilindungi dari kufur nikmat. Amiin. Ditulis oleh Adam Rizkala
Secarabahasa, kata syukur berasal dari bahasa arab yakni syakara-yasykuru-syukran yang berarti pujian atas sesuatu dan penuhnya sesuatu. Dalam Al-Qurâ an, kata â syukurâ ditemukan sebanyak enam puluh empat kali dengan berbagai bentuknya. Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Muqayis al-Lughah menyebutkan empat arti dasar dari kata tersebut, yakni: 1.
Oleh Ina Salma Febriany “Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” QS Ibrahim [14] 7. Seringkali kita mendengar ayat di atas dibacakan dalam berbagai acara keagamaan baik dalam tausiyah maupun ceramah yang mengisyaratkan perintah Alquran untuk bersyukur. Perintah dalam ayat di atas sangat jelas yaitu anjuran untuk bersyukur, jika ingin ditambah nikmat oleh Allah SWT. Karenanya, keyword dalam ayat ini ialah syukur. Apa sih syukur? Karena tidak jarang kita sering sekali mendengar nasihat, “Bersyukur aja, nanti ditambah nikmatnya,” yang sebenarnya nasihat ini terinspirasi dari Alquran surah Ibrahim ayat 7 ini. Nah, perintah bersyukur inilah yang menjadi tema sentral awal surah Ibrahim. Sebelumnya di ayat 5 perintah bersyukur ini sudah ditegaskan secara khusus untuk kaum Nabi Musa AS Bani Israil. Namun, di ayat 5 termaktub bahwa bersyukur saja tidak cukup, umat Nabi Musa juga secara umum umat Rasulullah SAW harus mampu menahan diri bersabar terhadap hal-hal yang kurang atau bahkan tidak disukai. Nah, kembali ke lafal syukr—yang terdiri atas kata syin, kaf, dan ra’, secara bahasa, kata ini bermakna membuka, menampakkan, menyingkap, dan menunjukkan. Ahmad ibn Faris dalam karyanya Maqayis al-Lughah mengemukakan empat makna dari kata ini. Pertama, adalah pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh seseorang. Kedua, syukr juga bermakna penuh atau lebat. Dengan demikian, dua makna tersebut korelatif dengan sikap manusia yang ridha dan puas atas nikmat Allah SWT, baik banyak maupun sedikit. Melalui makna dasar tersebut itulah, maka tergambar bahwa siapa yang merasa puas dengan perolehan yang sedikit setelah berusaha dengan maksimal, maka hakikatnya dia akan memeroleh nikmat yang banyak, lebat, dan subur, mengingat balasan Allah tidak selalu dalam bentuk material yang kasat mata. Senada dengan Ahmad ibn Faris, pakar bahasa Arab, Syekh ar-Raghib al-Ashfahani dalam Mufradat-nya berpendapat bahwa kata syukr juga berarti sebagai upaya untuk mau menampakkan nikmat-nikmat Tuhan ke permukaan lihat pengujung surah adh-Dhuha. Karenanya, makna syakara adalah yang merupakan lawan dari kafara menutup atau tidak mau mensyukuri nikmat Allah SWT. Dengan demikian, makna kata dasar syukr di atas dapat kita pahami dengan perasaan syukr menuntut pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan dan pengamalan/ pemanfaatan nikmat tersebut melalui anggota tubuh. Sehingga akhirnya, makna ini sangat terkait dengan kata yasykur, syakir maupun syakur. Apa perbedaan ketiganya? Kata yasykur bentuk fi’l mudhari/ kegiatan yang terus menerus dilakukan bermakna upaya sungguh-sungguh untuk mensyukuri nikmat Allah walau sesekali khilaf dan lupa namun tetap mengupayakannya. Sedangkan syakir, tingkatannya lebih tinggi dari yasykur— jika bersyukur semakin sering dilakukan oleh seorang hamba, maka ia memeroleh derajat syakir. Selanjutnya, terakhir yaitu syakur, bila perasaaan mau dan sadar untuk mensyukuri nikmat Allah telah mendarah daging baik bersyukur terhadap cobaan dari Allah telah menjadi kepribadian seorang hamba, maka ialah yang memeroleh derajat tertinggi yakni syakur. Tingkatan ketiga inilah yang rasanya masih sulit dilakukan, meski tentu sangat mungkin bisa diupayakan oleh seluruh hamba, karenanya, Alquran melukiskan bahwa sangat sedikit hamba-Nya yang memeroleh derajat syakur, “Dan sedikit di antara hamba-hamba-Ku yang syakur mau berterimakasih,” QS Saba [34] 13. Semoga ulasan sederhana ini mampu menguatkan kita untuk berupaya menjadi hamba syakur, hamba yang mau dan tulus secara sadar mengucapkan terimakasih pada Tuhan yang telah memberi hidup juga memanfaatkan nikmat-nikmat tersebut kepada sesama makhluk-Nya.
. 343 96 317 260 310 281 270 16
kata syukur berasal dari bahasa arab yang artinya